×
العربية english francais русский Deutsch فارسى اندونيسي اردو

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته.

الأعضاء الكرام ! اكتمل اليوم نصاب استقبال الفتاوى.

وغدا إن شاء الله تعالى في تمام السادسة صباحا يتم استقبال الفتاوى الجديدة.

ويمكنكم البحث في قسم الفتوى عما تريد الجواب عنه أو الاتصال المباشر

على الشيخ أ.د خالد المصلح على هذا الرقم 00966505147004

من الساعة العاشرة صباحا إلى الواحدة ظهرا 

بارك الله فيكم

إدارة موقع أ.د خالد المصلح

/ / Ibadah dalam senyap

مشاركة هذه الفقرة WhatsApp Messenger LinkedIn Facebook Twitter Pinterest AddThis

Allah mengutus Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam di penghujung dunia dengan membawapetunjuk dan agama yang benar,  sebagai pemberi kabar gembira dan peringatan, yang Allah utus untuk membantu manusia keluar dari kegelapan menuju cahaya yang terang benderang. “Rasul yang membacakan kepada kalian ayat-ayat Allah sebagai penjelas, untuk mengeluarkan orang-orang yang beriman dan beramal shalih dari kegelapan menuju cahaya, barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir dan senantiasa beramal shalih, maka Allah masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Sungguh Allah adalah sebaik-baik pemberi rizki.” (At-Talaq : 11) Tidaklah mengherankan bahwa apa yang datang dari Rasulullah adalah perbaikan perilaku dan akhlak. Imam Ahmad meriwayatkan (No 8939)  dari hadis Abi Hurairah beliau berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Aku diutus semata-semata untuk menyempurnakan akhlak yang baik” dalam riwayat Al Hakim (No 4221) disebutkan pula “Sesungguhnya aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” Perbaikan akhlak merupakan hal yang paling jelas yang dibawa oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang diketahui oleh siapa saja yang mengenal dakwah beliau. Hal ini merupakan tema besar dalam dakwah Islam. Imam Bukhari meriwayatkan dalam kitab Sahihnya (No 3861) bahwasanya Abu Dzar sebelum keislamannya mengirim saudaranya untuk mencari tahu kabar tentang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu disuruhnya untuk meneliti apa yang dibawa oleh Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam? Maka ketika saudaranya pulang dengan membawa kabar tentang Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam, ia menyampaikanseraya berkata : “Ia menyeru kepada akhlak yang mulia.” Sesungguhnya Islam dengan akidahnya dan hukum-hukumnya datang mengantarkan manusia dalam tahapan yang luas dengan lompatan yang luar biasa dari kebobrokan moral dengan segala jenisnya ke arah kemuliaan dengan segala cabangnya. Akhlak yang mulia bukanlah ibadah sunah, tetapi merupakan pokok ketaatan. Dia menjadi sandaran kedudukan dalam menempuh jalan kepada Allah. Imam Bukhari meriwayatkan (No 6035) dan Muslim (No 2321) dari hadis Abdulah bin Amr-radhiyallahu ‘anhuma- , bahwasanya Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik akhlaknya.” Setinggi apakah kadar akhlak mulia yang kamu miliki, maka setingkat itulah kedudukanmu dalam kehidupan beragama yang benar. Agama semuanya adalah akhlak. Siapapun yang berakhlak mulia maka bertambahlah kadar keagamaanya. Menguatkan hal itu  hadis yang diriwayatkan Ahmad dari hadis Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda : “orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya.”  Berkata Fudhail : “siapa yang jelek akhlaknya maka jeleklah agamanya.” Tidaklah sempurna agama seseorang sampai ia menyempurnakan akhlak mulia yang dimilikinya. Dia akan senantiasa mengiringinya dalam berinteraksi dengan orang lain. Ia akan berusaha mengerahkan kemampuannya dalam kebaikan untuk orang lain dan ia akan berusaha menghilangkan kejahatan dari mereka, dan bersegera berbuat kebaikan untuk mereka. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberikan penekanan tentang korelasi  akhlak mulia dengankesempurnaaan beragama yang benar dalam hadis yang sangat banyak. Diantaranya hadis yang diriwayatkan Imam Ahmad (No 7879) dari hadis Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu “barangsiapa yang tidak berterimakasih kepada manusia, maka tidak akan berterimakasih kepada Allah.” Maka siapapun yang mememilki perangai dan kebiasaan mengingkari nikmat yang berasal dari orang lain lambat laun dia juga orang yang akan mengingkari nikmat Allah. Maka tidaklah mengherankan derajat dan kedudukan orang berakhlak mulia mencapai derajat orang yang berpuasa dan sholat malam, sebagaimana disampaikan  Nabi dalam hadis Aisyah. Berkata seorang penyair : ولو أني خيرت كل فضيلة ما اخترت غير مكارم الأخلاق  Seandaiya aku disuruh memilih semua keutamaan * tidaklah aku pilih melainkan akhlak mulia Sungguh keindahan akhlak mulia dan keutamaanya tidak berkutat pada banyaknya dan penyebutan keutamaan dan kemuliannya  serta orang-orang yang berakhlak. Akan tetapi keindahan yang hakiki akan akhlak mulia adalah dalam aplikasinya secara nyata yang tampak dalam hubungan antar sesamanya dalam kehidupan. Sebagian besar orang senang dengan akhlak yang mulia. Merasa takjub dengan kedermawanan, memuji kesabaran, kelembutan, keberanian, bertetangga yang baik, menjalin silaturahmi, memenuhi janji, jujur dalam berkata dan semua kebaikan. Tetapi sebagian yang lain hanya sekedar terpana dengan hal ini tanpa ada upaya memuwujudkannya dalam dirinya. Tidaklah manusia mengetahui bahwa kedermawanan membuat orang terpuji tetapi itu semua datang dengan penuh perjuangan Betapa banyak kita dengar pujian tentang kedermawanan dalam kata-kata indah, dan orang yang meninggalkannya dengan mudah, penghormatan atas kemurah hatian,dan orang yang meninggalkannya dengan mudah, serta penghargaan atas akhlak mulia sedangkan ia tinggalkan begitu saja. وصدق القائل: الجود يفقر والإقدام قتال. Benarlah orang yang berkata  : Kedermawanan membuat kefakiran, dan kepahlawanan membunuh. Kita menyeru kepada terealisasinya akhlak yang mulia dalam realita kehidupan. Kita berusaha mengalahkan diri kita dengan berusaha berakhlak mulia dan menyingkirkan aral rintangan. Ini semua membutuhkan keseriusan kita dalam mengoreksi perangai diri dan membutuhkan mata hati yang  jernih dalam interaksi kita. Senantiasa bersungguh-sungguh  dengan penilaian dan perbaikan diri. Serta praktek nyata dalam rangka memperoleh akhlak yang baik. وإن هو لم يحمل على النفس ضيمها فليس إلى حسن الثناء سبيل Dan jika dia belum bersabar atas keluhan jiwanya * maka tidak akan sampai padajalan kemuliaan. العبادة الغائبة.

المشاهدات:2750

Allah mengutus Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam di penghujung dunia dengan membawapetunjuk dan agama yang benar,  sebagai pemberi kabar gembira dan peringatan, yang Allah utus untuk membantu manusia keluar dari kegelapan menuju cahaya yang terang benderang. “Rasul yang membacakan kepada kalian ayat-ayat Allah sebagai penjelas, untuk mengeluarkan orang-orang yang beriman dan beramal shalih dari kegelapan menuju cahaya, barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir dan senantiasa beramal shalih, maka Allah masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Sungguh Allah adalah sebaik-baik pemberi rizki.” (At-Talaq : 11)
Tidaklah mengherankan bahwa apa yang datang dari Rasulullah adalah perbaikan perilaku dan akhlak. Imam Ahmad meriwayatkan (No 8939)  dari hadis Abi Hurairah beliau berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Aku diutus semata-semata untuk menyempurnakan akhlak yang baik” dalam riwayat Al Hakim (No 4221) disebutkan pula “Sesungguhnya aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”
Perbaikan akhlak merupakan hal yang paling jelas yang dibawa oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang diketahui oleh siapa saja yang mengenal dakwah beliau. Hal ini merupakan tema besar dalam dakwah Islam. Imam Bukhari meriwayatkan dalam kitab Sahihnya (No 3861) bahwasanya Abu Dzar sebelum keislamannya mengirim saudaranya untuk mencari tahu kabar tentang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu disuruhnya untuk meneliti apa yang dibawa oleh Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam? Maka ketika saudaranya pulang dengan membawa kabar tentang Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam, ia menyampaikanseraya berkata : “Ia menyeru kepada akhlak yang mulia.”
Sesungguhnya Islam dengan akidahnya dan hukum-hukumnya datang mengantarkan manusia dalam tahapan yang luas dengan lompatan yang luar biasa dari kebobrokan moral dengan segala jenisnya ke arah kemuliaan dengan segala cabangnya. Akhlak yang mulia bukanlah ibadah sunah, tetapi merupakan pokok ketaatan. Dia menjadi sandaran kedudukan dalam menempuh jalan kepada Allah. Imam Bukhari meriwayatkan (No 6035) dan Muslim (No 2321) dari hadis Abdulah bin Amr-radhiyallahu ‘anhuma- , bahwasanya Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik akhlaknya.” Setinggi apakah kadar akhlak mulia yang kamu miliki, maka setingkat itulah kedudukanmu dalam kehidupan beragama yang benar. Agama semuanya adalah akhlak. Siapapun yang berakhlak mulia maka bertambahlah kadar keagamaanya. Menguatkan hal itu  hadis yang diriwayatkan Ahmad dari hadis Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda : “orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya.”  Berkata Fudhail : “siapa yang jelek akhlaknya maka jeleklah agamanya.”
Tidaklah sempurna agama seseorang sampai ia menyempurnakan akhlak mulia yang dimilikinya. Dia akan senantiasa mengiringinya dalam berinteraksi dengan orang lain. Ia akan berusaha mengerahkan kemampuannya dalam kebaikan untuk orang lain dan ia akan berusaha menghilangkan kejahatan dari mereka, dan bersegera berbuat kebaikan untuk mereka. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberikan penekanan tentang korelasi  akhlak mulia dengankesempurnaaan beragama yang benar dalam hadis yang sangat banyak. Diantaranya hadis yang diriwayatkan Imam Ahmad (No 7879) dari hadis Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu “barangsiapa yang tidak berterimakasih kepada manusia, maka tidak akan berterimakasih kepada Allah.” Maka siapapun yang mememilki perangai dan kebiasaan mengingkari nikmat yang berasal dari orang lain lambat laun dia juga orang yang akan mengingkari nikmat Allah. Maka tidaklah mengherankan derajat dan kedudukan orang berakhlak mulia mencapai derajat orang yang berpuasa dan sholat malam, sebagaimana disampaikan  Nabi dalam hadis Aisyah.
Berkata seorang penyair :
ولو أني خُيِّرت كل فضيلة ما اخترت غير مكارم الأخلاق
 Seandaiya aku disuruh memilih semua keutamaan * tidaklah aku pilih melainkan akhlak mulia
Sungguh keindahan akhlak mulia dan keutamaanya tidak berkutat pada banyaknya dan penyebutan keutamaan dan kemuliannya  serta orang-orang yang berakhlak. Akan tetapi keindahan yang hakiki akan akhlak mulia adalah dalam aplikasinya secara nyata yang tampak dalam hubungan antar sesamanya dalam kehidupan.
Sebagian besar orang senang dengan akhlak yang mulia. Merasa takjub dengan kedermawanan, memuji kesabaran, kelembutan, keberanian, bertetangga yang baik, menjalin silaturahmi, memenuhi janji, jujur dalam berkata dan semua kebaikan. Tetapi sebagian yang lain hanya sekedar terpana dengan hal ini tanpa ada upaya memuwujudkannya dalam dirinya.
Tidaklah manusia mengetahui bahwa kedermawanan membuat orang terpuji tetapi itu semua datang dengan penuh perjuangan
Betapa banyak kita dengar pujian tentang kedermawanan dalam kata-kata indah, dan orang yang meninggalkannya dengan mudah, penghormatan atas kemurah hatian,dan orang yang meninggalkannya dengan mudah, serta penghargaan atas akhlak mulia sedangkan ia tinggalkan begitu saja.
وصدق القائل: الجود يفقر والإقدام قتال.
Benarlah orang yang berkata  : Kedermawanan membuat kefakiran, dan kepahlawanan membunuh.
Kita menyeru kepada terealisasinya akhlak yang mulia dalam realita kehidupan. Kita berusaha mengalahkan diri kita dengan berusaha berakhlak mulia dan menyingkirkan aral rintangan. Ini semua membutuhkan keseriusan kita dalam mengoreksi perangai diri dan membutuhkan mata hati yang  jernih dalam interaksi kita. Senantiasa bersungguh-sungguh  dengan penilaian dan perbaikan diri. Serta praktek nyata dalam rangka memperoleh akhlak yang baik.
وإن هو لم يحمل على النفس ضيمها فليس إلى حسن الثناء سبيل
Dan jika dia belum bersabar atas keluhan jiwanya * maka tidak akan sampai padajalan kemuliaan.
العبادة الغائبة.

المادة السابقة
المادة التالية

الاكثر مشاهدة

1. خطبة : أهمية الدعاء ( عدد المشاهدات83548 )
3. خطبة: التقوى ( عدد المشاهدات78516 )
4. خطبة: حسن الخلق ( عدد المشاهدات72809 )
6. خطبة: بمناسبة تأخر نزول المطر ( عدد المشاهدات60769 )
7. خطبة: آفات اللسان - الغيبة ( عدد المشاهدات55160 )
9. خطبة: صلاح القلوب ( عدد المشاهدات52326 )
12. خطبة:بر الوالدين ( عدد المشاهدات49604 )
13. فما ظنكم برب العالمين ( عدد المشاهدات48352 )
14. خطبة: حق الجار ( عدد المشاهدات44941 )
15. خطبة : الإسراف والتبذير ( عدد المشاهدات44253 )

التعليقات


×

هل ترغب فعلا بحذف المواد التي تمت زيارتها ؟؟

نعم؛ حذف