×
العربية english francais русский Deutsch فارسى اندونيسي اردو

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته.

الأعضاء الكرام ! اكتمل اليوم نصاب استقبال الفتاوى.

وغدا إن شاء الله تعالى في تمام السادسة صباحا يتم استقبال الفتاوى الجديدة.

ويمكنكم البحث في قسم الفتوى عما تريد الجواب عنه أو الاتصال المباشر

على الشيخ أ.د خالد المصلح على هذا الرقم 00966505147004

من الساعة العاشرة صباحا إلى الواحدة ظهرا 

بارك الله فيكم

إدارة موقع أ.د خالد المصلح

/ / Menceritakan orang lain

مشاركة هذه الفقرة WhatsApp Messenger LinkedIn Facebook Twitter Pinterest AddThis

Syaikh yang kami hormati. Assalamu'alaikum warahmatullahi wa barakatuh. Kami para pelajar putri di sebuah sekolah. Kami sangat menghormati para ibu kami. Dan kami mencintai mereka karena Allah. Tetapi kami kadang mengikuti gerakan mereka. Dan kami tidak bermaksud menghina, tapi kami melakukan itu karena bercanda dan kecintaan kami kepada mereka. Apakah ini termasuk ghibah? حكاية قول شخص أو فعله في غيبته

المشاهدات:1528

Syaikh yang kami hormati. Assalamu'alaikum warahmatullahi wa barakatuh. Kami para pelajar putri di sebuah sekolah. Kami sangat menghormati para ibu kami. Dan kami mencintai mereka karena Allah. Tetapi kami kadang mengikuti gerakan mereka. Dan kami tidak bermaksud menghina, tapi kami melakukan itu karena bercanda dan kecintaan kami kepada mereka. Apakah ini termasuk ghibah?

حكاية قول شخص أو فعله في غيبته

الجواب

Segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam serta keberkahan semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah, keluarganya dan para sahabatnya.

Amma ba’du.

Menceritakan perkataan orang lain atau gerakannya jika ada maslahat di dalamnya maka boleh. Dan ini sesuai hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari (3477) dan Muslim ( 1792) dari jalan Syaqiq bin Salamah dari Abdullah bin Mas'ud Radhiyallahu ‘anhu :

 ((كأني أنظر إلى النبي صلى الله عليه وسلم يحكي نبيا من الأنبياء ضربه قومه فأدموه، وهو يمسح الدم عن وجهه ويقول: اللهم اغفر لقومي فإنهم لا يعلمون))

“Seakan-akan aku melihat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan seorang Nabi dari para Nabi dipukuli oleh kaumnya sampai membuat mereka membuatnya berdarah, dan dia mengusap darah dari mukanya dan berkata : Ya Allah, ampuni kaumku, karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui.”

 

Dan cara seperti inilah sebagian sahabat menceritakan bagaimana Nabi membacakan kepada mereka (kisah). Sebagaimana dilakukan Abdullah bin Mughofal Radhiyallahu ‘anhu dalam menceritakan kisah yang dibacakan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam surat Al Fath. Sebagaimana dalam Bukhari (7541). Dan hikayat di sini : menceritakan kembali perbuatan atau perkataan.

Jika maksud menceritakan hikayat orang lain baik perkataannya maupun perbuatan atau bentuk untuk membuat tertawa, maka ini tidak boleh. Karena ini termasuk menyakiti dan merendahkan orang lain. Dan Allah Ta'ala telah berfirman :

)يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَى أَنْ يَكُونُوا خَيْراً مِنْهُمْ وَلا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَى أَنْ يَكُنَّ خَيْراً مِنْهُنَّ(

 “Wahai orang-orang yang beriman! Jangankah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-ngolok), dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain , (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Q.S. Al Hujurat : 11.

Dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

 ((المسلم من سلم المسلمون من لسانه ويده))

“Orang muslimyang baikadalah yang orang-orang muslim lainnya selamat dari (gangguan) ucapan lisan dan perbuatannya”. H.R. Bukhari (10) dan Muslim (40) dari hadis Abdullah bin Amr Radhiyallahu ‘anhuma.

Dan ada pendapat sekelompok ulama bahwa menceitakan hikayat termasuk ghibah. Sebagaiman disebutkan penulis kitab az-Zawajir ‘an Iqtirafi al-Kabair (2/34) dan Kasyaf al_qina’ (6/423); karena dia masuk dalam sabda Nabi :

((أتدرون ما الغيبة؟)) قالوا: الله ورسوله أعلم، قال: ((ذكرك أخاك بما يكره))

“Apakah yang kalian ketahui tentang ghibah? para sahabat menjawab : Allah Ta'ala dan RasulNya yang lebih tahu, Nabi bersabda : “Kamu menyebutkan apa yang dibenci saudaramu”. H.R Muslim (2589) dari jalan Al ‘Alaa bin Abdurrahman dari ayahnya dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu.

Saudaramu

Prof. Dr. Khalid Al Mosleh

30/12/1425 H


المادة السابقة
المادة التالية

الاكثر مشاهدة

1. جماع الزوجة في الحمام ( عدد المشاهدات127302 )
6. مداعبة أرداف الزوجة ( عدد المشاهدات62442 )
9. حكم قراءة مواضيع جنسية ( عدد المشاهدات58480 )
11. حکم نزدیکی با همسر از راه مقعد؛ ( عدد المشاهدات55639 )
12. لذت جویی از باسن همسر؛ ( عدد المشاهدات55144 )
13. ما الفرق بين محرَّم ولا يجوز؟ ( عدد المشاهدات51717 )
14. الزواج من متحول جنسيًّا ( عدد المشاهدات49852 )
15. حكم استعمال الفكس للصائم ( عدد المشاهدات44090 )

مواد تم زيارتها

التعليقات


×

هل ترغب فعلا بحذف المواد التي تمت زيارتها ؟؟

نعم؛ حذف