×
العربية english francais русский Deutsch فارسى اندونيسي اردو

Permintaan Formulir Fatwa

Captcha yang salah

Fatwa / اللباس والزينة / Makan Dari Kebun Orang Lain Tanpa Izin

Views:4343
- Aa +

Syaikh yang kami muliakan. Assalaamualaikum warahmatullah wa barakatuh. Jika seseorang masuk ke dalam kebun orang lain, apakah boleh baginya untuk memakan buah yang ada di kebun itu, berdalih dengan hadis Nabi Shalallahu ‘alaihi wa salam : ((ما من مسلم يغرس غرسا، أو يزرع زرعا، فيأكل منه طير أو إنسان أو بهيمة، إلا كان له به صدقة)) “Apa saja yang ditanam seorang muslim dari tanaman, atau menumbuhkan tumbuhan, kemudian makan darinya burung, manusia atau binatang ternak, maka itu menjadi sedekah baginya”

الأكل من بساتين الناس بغير إذنهم

Menjawab

Syaikh yang kami muliakan. Assalaamualaikum warahmatullah wa barakatuh.

Jika seseorang masuk ke dalam kebun orang lain, apakah boleh baginya untuk memakan buah yang ada di kebun itu, berdalih dengan hadis Nabi Shalallahu ‘alaihi wa salam :

((ما من مسلم يغرس غرسا، أو يزرع زرعا، فيأكل منه طير أو إنسان أو بهيمة، إلا كان له به صدقة))

“Apa saja yang ditanam seorang muslim dari tanaman, atau menumbuhkan tumbuhan, kemudian makan darinya burung, manusia atau binatang ternak, maka itu menjadi sedekah baginya”

 

Jawaban :

Segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan ke[ada Nabi kita Muhammad, keluarganya dan para sahabatnya.

Waalaikumussalaam warahmatullah wa barakatuh.

Amma ba’du.

Jawaban pertanyaan saudara adalah sebagai berikut :

Jika kebun ini tidak dipagar, maka boleh bagi orang tersebut untuk mamakannya tanpa membawa keluar darinya sesuatupun. Dan itu karena ada izin sebagaiman sabda Nabi Shalallahu ‘alaihi wa salam  yang diriwayatkan oleh At Tirmidzi (1287)  dari hadis Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma :

((من دخل حائطا فليأكل ولا يتخذ خبنة))

“Siapa saja yang masuk kebun kemudian memakan (buahnya) maka jangan membawa keluar sesuatupun”

 

Dan hadis diriwayatkan pula olehAbu Dawud (1710) dan Nasai (4958) dari hadis Umar bin Syuaib dari ayahnya dari kakeknya bahwa Nabi Shalallahu ‘alaihi wa salam ditanya tentang kuram yang tergantung, maka beliau menjawab :

((من أصاب بفيه من ذي حاجة، غير متخذ خبنة فلا شيء عليه، ومن خرج بشيء منه، فعليه غرامة مثله والعقوبة))

“ Barang siapa yang memasukkan ke dalam mulutnya karena kebutuhan, tanpa membawa keluar maka tidak dosa baginya. Barang siapa yang keluar membawa seseuatu darinya maka baginya denda yang semisal dan hukuman”

Dan ini adalah yang masyhur dalam madzhab Imam Ahmad.

Dan jumhur ulama berpendapat bahwa tidak diperbolehkan mengambil sesuatupun darinya kecuali dalam keadaan darurat, dengan tetap menggantinya. Dan mereka berdalil dengan keumuman larangan mengambil kharta orang lain. Adapun jika kebun ini dipagar maka tidak boleh masuk ke dalamnya kecuali dengan izin pemiliknya.

Wallahu A’lam.

Saudaramu

Prof. Dr. Kholid Al Mosleh

12/8/1427 H


Topik sebelumnya

×

Apakah Anda benar-benar ingin menghapus item yang sudah Anda kunjungi?

Ya, Hapus